Wednesday, January 14, 2009

Rindu Kampus


Jam sudah menunjukkan angka 8 malam, padahal gue dan Dowel seharusnya sudah berada di City University Pok Fu Lam jam 7pm. Ada acara Open Lecture by Tadao Ando malam itu. Begitu turun dari taksi, melihat peta kampus sejenak, lalu kita bergegas masuk gerbang utama melewati anak tangga yang sangat menanjak! Saat membaca peta tadi, gue pikir banyaknya anak tangga yang kita lewati tidak disertai sudut kemiringan yang tajam. Nyatanya, gue berasa mendaki gunung hehe..tangganya gak habis-habis, terjal, plus berkelok-kelok melintasi sela-sela pepohonan rindang (aneh tapi nyata ada hutan di dalam kamus, jadi ingat UI tapi tanpa barisan tangga). Begitu sampai di lokasi, sudah diduga kalau gue gak bakalan dapat tempat duduk. Berdirilah kita bergerombol dengan grup telad-an(baca:yang pada telat). Hanya terdengar suara Ando berbahasa Jepang dengan suara si penterjemah berbahasa Inggris dari tempat gue berdiri. Ando membahas tentang proyek-proyeknya di Jepang.
Karena tak banyak yang bisa dilihat, jadilah gue mendengarkan kuliah sambil lirik sana-sini. Setelah gue telaah dan cermati(ceile..), mayoritas gaya mahasiswa disini, hmm..sedikit berbeda dengan gaya anak-anak kuliahan di Jakarta yang cenderung simpel (apalagi di jurusan gue, gaya busana kampus dibuat senyaman mungkin cenderung kurang fashionable :p ). Disini mereka berdandan modis, memakai busana diluar warna monokromatik, cenderung suka pernak-pernik, dan gaya rambut yang kadang buat gue terlalu berlebihan buat ukuran kampus. Tapi lucu juga buat dilihat-lihat.
Anak-anak kuliahnya tak hanya orang lokal, banyak juga gue lihat bule-bule tua dan muda (mungkin dosen dan mahasiswa), orang India, Timur Tengah, dan mungkin ada yang dari Vietnam, Indonesia, atau Thailand juga. Tapi kulit dan wajah mereka tak terlalu mencolok di antara orang-orang lokal, hanya bahasanya yang bisa gue tengari bahwa mereka bukan orang lokal.Tadi sebelum kita memasuki ruang kuliah ini, gue sempat melewati kantin kampusnya. Lumayan bersih dan stylish mirip resto kelas menengah (seperti Maxim atau Cafe de Coral). Eh! ada Park n Shop juga lho di sebelah kantin. Gak gede sih, tapi lumayan lah untuk mencukupi kebutuhan warga kampus dan anak kos.
Melihat suasana kampus begini, mahasiswanya, dan ritme aktifitas yang tipikal bikin gue jadi kangen kampus, teman-teman seperjuangan, suasana belajar mengajar dan mengejar kelas-kelas yang tertinggal. Hiruk pikuk di plaza, becanda gak jelas ujungnya, ccp-an (alakh!). Belum lagi makanan khas di kampus semisal siomay, batagor, nasi ayam-nya "Ah Sin", bakso, teh botol yang bisa "di-utang-in" hanya tinggal mengingatkan berapa jumlah botol teh yang sudah kita minum hari ini dan kemarin-kemarin, dan belum terbayar hehe...
Gerombolan orang-orang yang berdiri dan duduk sudah mulai berkurang, mereka mulai bosan rupanya. Lebih memilih pulang atau melanjutkan topik gosip dengan teman diluar kelas. Dunno! Nah, kesempatan gue untuk menyelinap masuk ke dalam kelas (yang ternyata mirip auditorium mini) dan duduk manis di lantai karpet. Dari sini gue baru sadar, ternyata suara Ando yang gue dengarkan sedari tadi bukan suaranya langsung(live). Melainkan dalam format video dan dipantulkan ke layar putih di dinding. Duh, kok berasa kayak nonton layar tancep ya?!